Tasikardi Tasikardebuah danau yang berada di kabupaten serang tepatnya di kecamatan Kramat watu dimana pada zaman dahulu tempat ini dijadikan sebagai tempat rekreasi sultan-sultan dan keluarganya, tempat pemandian para putri kerajaan, dan tempat ini juga berfungsi sebagai penampungan air. Sebelum air di tampung di tempat ini air harus disaring terlebih dahulu. Ada 3 bangunan yang berfungsi untuk menyaring air dimana bangunan tersebut tidak lain adalah pengindelan abang ( penyarinngan merah ), pengindelan putih ( penyaringan putih), dan yang terakhir pengindelan emas ( penyaringan emas). Ketiga bangunan tersebut berada dalam satu garis lurus, menghubungkan pemandian tasikardi dengan pemandian yang ada dalam istana surosowan. Data ketinggian untuk ketiga bangunan tersebut menunjukkan adanya beda ketinggian yang semakin menurun dimulai dari Tasikardi dengan ketinggian 4 meter, Pengindelan Merah 3 meter, Pengindelan Putih 2 meter, Pengindelan Emas 1 meter yang kemudian berakhir pada pemandian istana surosowan dengan ketinggian < 1 meter. Tentunya perbedaan ketinggian ini akan sangat memudahkan sekali dalam mengalirkan air.
Bentuk bangunan pengindelan merah hanya berupa sebuah bangunan persegi sederhana. Pada bagian atapnya menyerupai bagian bentuk atap yang umum terdapat pada bangunan perumahan. Bangunan Pengindelan Putih terletak ditengah sawah penduduk. Bentuk bagian atapnya berupa lengkungan setengah lingkaran. Bangunan Pengindelan Emas sudah tinggal separuhnya saja. Bagian atap sudah benar-benar hilang dan tidak diketahui bagaimana bentuk aslinya.
Kondisi banten lama yang terletak di pinggir pantai, memiliki lingkungan tanah yang banyak menyerap air laut. Tidak ditatanya perkotaan dengan baik, mengakibatkan kota menjadi becek dan sungaipun selalu kotor. Kondisi perkotaan semacam itu bukan merupakan pemukiman yang sehat. Sehingga berjangkitnya penyakit, selalu bersifat epidemis menjadi wabah yang menular. Korban-korban yang meninggal, tidak hanya menyerang rakyat biasa melainkan juga diderita oleh orang-orang Belanda yang bermukim di Benteng Speelwijk. Karena bertambah ramainya arus lalu lintas, berjangkit pula penyakit yang dibawa oleh kapal-kapal asing yang telah melintasi samudera berbulan-bulan lamanya. Pada tahun-tahun selanjutnya, dengan lingkungan kota pelabuhan yang pengap dikelilingi tembok, wabah penyakit bukan hanya merusakkan daya tahan tubuh penduduk tetapi juga melemahkan mental mereka.
Pembangunan air melalui pipa-pipa yang dialirkan dari danau buatan Tasik Ardi, merupakan satu cara untuk mengatasi lingkungan pemukiman Kota Banten Lama yang 'kumuh'. Inilah latar belakang atau asal usul mengapa danau Tasikardi dibuat.
Pesan Moral
Pesan moral dilihat dari sisi Budaya peninggalan-peninggalan zaman dahulu yang masih ada sebaiknya dijaga agar tetap utuh dan terjaga kelestariannya sehingga anak cucu kita dapat menikmati keindahannya. Selain itu dari cerita ini memberikan pesan kepada kita untuk membiasakan hidup bersih agar tidak tidak mudah terserang penyakit.
Daftar Pustaka
Nasheh Ulwan, Muhammad. 2013. Artikel Legenda Rakyat Banten. Diterbitkan pada Rabu, 27 Maret 2013 pukul 08.44 oleh Harian Banten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar