Tahukah kamu, bahwa masing-masing dari kita adalah cahaya? Masing-masing dari kita bisa menerangi apa yang ada di sekitarnya. Tapi kita berbeda-beda.
Ada yang seperti matahari. Setiap saat, setiap detik, ia menerangi semua yang terlihat olehnya. Ia menerangi banyak hal dan jangkauan cahayanya sangat luas. Ia hanya sendiri, tapi begitu berarti bagi banyak kehidupan. Ia sering dijadikan simbol kehangatan.
Lalu ada yang seperti bulan. Ia tidak menghasilkan cahaya. Jika sendiri, ia tak berarti apa-apa. Tapi ketika ada bantuan matahari, ia bisa menerangi malam dengan sangat indah. Cahayanya begitu dirindukan oleh banyak kehidupan. Ia hadir menerangi kegelapan malam. Ia menjadi simbol indah yang hadir dalam keheningan.
Ada juga yang seperti lampu mercusuar. Jangkauan cahayanya sangat jauh dan begitu terang. Ia begitu berarti bagi kapal-kapal yang ingin berlabuh. Tapi ia lupa, ia tidak menerangi dirinya sendiri. Ia tidak menerangi apa yang ada di sekitarnya. Ia hanya peduli pada yang jauh. Apa yang ada di bawahnya akan sangat gelap tanpa bantuan cahaya lain. Kata orang ia adalah simbol keselamatan. Ah, apa peduliku? Bagiku ia adalah simbol kebodohan. Bodoh karena hanya peduli pada yang jauh tapi tak pernah menghargai dan tak pernah berbagi pada yang dekat.
Lalu ada juga yang seperti lilin. Ia jarang sekali hadir untuk orang lain. Ia hanya hadir dalam keadaan terdesak atau pada momen-momen spesial. Meski begitu, ketika kegelapan datang, ia berani mengorbankan dirinya sendiri untuk bisa menerangi benda-benda di sekitarnya. Cahayanya tulus menerangi sekitarnya. Pada momen spesial, ia seringkali hadir beramai-ramai. Cahayanya bisa jadi begitu indah dan membuat suasana sangat romantis. Ia adalah simbol pengorbanan.
Dan kamu, cahaya yang mana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar