Jumat, 23 Desember 2016

Filosofi Manusia Hidup di Dunia

    Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Dunia ini adalah tempat kebaikan dan keburukan bercampur. Itulah kenapa saat kita lahir di dunia ini kita menangis sekencang-kencangnya….
Pada waktu itu kita kaget menghadapai alam yang baru. Kita “hijrah” dari alam arwah menuju alam dunia. Di alam arwah kita hanya melihat “cahaya putih”, sedangkan di dunia kita melihat berbagai macam cahaya dan kegelapan. Untuk memudahkan saya sebut cahaya sebagai kebaikan dan kegelapan sebagai keburukan. Kita benar-benar kaget pada waktu itu, sehingga kita sedikit lupa apa yang terjadi pada alam arwah.

  Setelah tumbuh menjadi anak-anak kita mulai belajar. Lingkungan mulai mendidik kita menjadi orang baik ataukah orang jahat. Namun, setiap manusia memiliki hati nurani sehingga apakah kita menjadi orang baik atau orang jahat juga tergantung sejauh mana hati nurani itu kita perhatikan…. Tidak sedikit orang-orang yang dari lingkungan buruk namun ia tumbuh menjadi orang baik, bahkan menjadi pahlawan. Juga tidak sedikit orang-orang dari lingkungan baik-baik namun tumbuh menjadi orang jahat.

      Sebagaimana kita ketahui bahwa tiap-tiap manusia memiliki hati nurani. Hati nurani akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila kita perhatikan dan diberi makanan yang cukup. Demikian juga sebaliknya, hati nurani akan lemah jika tidak kita perhatikan dan kita beri makan. Bahkan, hati nurani bisa mati.. sehingga kadang ada sebutan hati yang membatu (mati). A’udzubillahi min dzalik..

    Dan perlu kita ketahui bahwa musuh hati nurani adalah nafsu, syetan, dan penyakit-penyakit hati. Tiga hal inilah yang menutup mata, telinga batin kita sehingga tidak pernah mendengar jeritan hati nurani ataupu melihat sinyal/tanda-tanda dari hati nurani.

   Setiap orang diberi hati nurani yang relatif sama. Dan mungkin ada perbedaan untuk para nabi dan waliyullah. Karena mereka adalah utusan khusus dari Sang Pencipta tentu saja diberi bekal yang lebih.

      Sekarang saya akan menyebutkan pengaruh dunia terhadap perkembangan kepribadian manusia.

      Dalam menghadapi bercampurnya kebaikan dan kejahatan, manusia pecah menjadi 2 golongan.

A. Yang Pertama, adalah golongan orang-orang yang benar-benar menolak kejahatan/keburukan masuk di hatinya. Namun, ada 3 jenis penolakan yang dilakukan oleh manusia tergantung bagaimana keadaan hati nurani orang tersebut, yaitu:

1. Orang-orang yang menolak dengan keras keburukan, sehingga karena hatinya tidak sabar menghadapi dunia ini orang itu cenderung radikal. Orang-orang seperti ini pemberani, dan terkadang ada yang nekat menggunakan cara-cara yang orang lain menganggapnya salah/tidak terpuji/bahkan jahat. Contohnya adalah seperti para teroris yang muncul belakangan ini.
2. Orang-orang yang menolak keburukan dengan meninggalkannya. Hal ini karena dia takut menghadapi keburukan dunia. Sehingga mereka cenderung mengasingkan diri, autis, ataupun tingkah laku yang aneh lainnya. Contoh kelompok ini adalah para Sufi. Terkadang memang terjadi ketidakcocokan antara golongan yang pertama dengan golongan ini.
3. Orang-orang yang sabar menghadapi dunia ini. Mereka masih tetap masuk di kehidupan dunia namun mereka tetap lurus. Mereka berani menolak pengaruh buruk di lingkungannya dengan sabar dan kasih sayang. Orang-orang seperti inilah yang selalu ditunggu umat. Yang masuk golongan ini adalah para Nabi, para Rosul, dan para Ulama yang tergolong Waliyullah.

B. Yang kedua, adalah golongan orang-orang yang tidak mampu menolak kejahatan/keburukan. Golongan ini juga ada 3 jenis, yaitu:

1. Orang-orang yang hatinya lemah. Mereka tahu, bahwa kejahatan harus ditolak, namun mereka tidak mempunyai keberanian untuk menolak. Dalam hati, orang-orang seperti ini menolak kejahatan, namun apa daya tidak berani berbuat apa-apa. Orang-orang seperti ini sebaiknya mendekat kepada golongan A.3 dan jangan mendekat lingkungan yang buruk. Mungkin kebanyakan dari kita adalah masuk golongan ini.
2. Orang-orang yang hatinya tertutup karena kebodohan/tidak berilmu. Orang-orang seperti ini perlu dikasihani. Karena mereka dapat dengan mudah dibohongi oleh kejahatan. Orang-orang seperti ini contohnya adalah seperti orang-orang yang melakukan pesugihan.
3. Orang-orang yang tahu kejahatan dan bahkan membela kejahatan itu sendiri. Inilah orang-orang jahat yang sebenarnya. Merekalah yang perlu diperangi.


Wallahu a’lam

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar