Kamis, 24 November 2016

Memaknai Hidup Dengan Secangkir Teh

Teh..
Gak tau kenapa pagi ini saya pengen berbicara tentang teh.
Salah satu jenis minuman yang sebenarnya jarang saya minum karena saya penggila air putih. Sampai-sampai dokter gigi bisa menebak hanya dengan melihat gigi saya, ”kamu pasti jarang minum teh” entah dokter itu punya indera ke enam atau memang semua bisa di lihat dari gigi.

Jarang meminum bukan berarti mutlak tidak suka minum teh. Banyak hal yang bisa di peroleh hanya dengan secangkir teh. Ibarat membuat secangkir teh, hanya kita yang tau berapa gula yang harus di masukkan agar teh itu menjadi terasa manis, porsi kata manis sudah pasti berbeda-beda setiap orangnya. Bahkan ada pula yang menambahkan creamer, madu, susu dan pelengkap yang lain agar teh itu semakin nikmat. Begitu pula hidup,hanya kita yang tau seberapa ‘gula’ dan pelengkap lain yang kita butuhkan untuk membuat hidup itu menjadi ‘manis’. Ada yang mengatakan bahwa hidup itu adalah pilihan. Dan saya setuju, hidup kita, masa depan kita adalah di tangan kita sendiri, mau di buat ‘manis’ ataupun tidak itu pilihan pribadi masing-masing.

Ada lagi filosofi secangkir teh yang saya pelajari, simple tapi sangat bermakna.
Bermula ketika salah satu kerabat saya meminta di buatkan secangkir teh dengan gula, tapi tidak di aduk. Gula di biarkan mengendap begitu saja. Saya sempat bingung apa maksudnya. Hal itu berlangsung terus menerus. Saat saya bertanya, kenapa gula itu tidak di larutkan? bukannya hanya akan mubadzir? Dia hanya tersenyum, lalu menyuruh saya meminum teh tersebut sampai habis. Setelah habis, dia bertanya, Apakah saya merasakan hal yang berbeda. Tidak ada yang berbeda dengan rasa tehnya. Hanya saja ada perbedaan di saat awal meminumnya dan menjelang teh itu habis. Yup, pertama-tama teh itu berasa tawar lama-lama semakin manis dan sangat manis karena gula mengendap di bagian bawah.

Kemudian dia berkata, begitu pula hidup.Tidak ada yang mulus, hidup itu penuh cobaan yang kadang-kadang pahit dan sulit di terima. Kalau kita sabar menerima kepahitan, pada akhirnya kita akan mendapat balasan yang ‘manis’. Coba saja kita tidak sabar meminumnya, langsung saja membuang atau tidak mau meminumnya, kita tidak akan pernah merasakan apa itu manis.
*diluar konteks kalo langsung ambil sendok dan di aduk😀

Subhanallah..
ternyata sebuah pelajaran bisa kita petik hanya dari secangkir teh. sederhana tetapi sangat berharga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar