Rabu, 30 November 2016

Pelajaran Hidup Dari Semut

Banyak karakter positif semut. Dan hebatnya karakter semut yang seakan sudah menjadi filosofi hidup para semut, dapat dijadikan pedoman untuk bekerja. Memang filosofi itu sangat sederhana, namun jika Anda dapat menerapkannya, Anda akan menjadi pekerja handal yang luar biasa. So, simak deh filosofi semut yang hebat berikut ini:


  • Semut selalu bekerjasama. 
    Coba Anda perhatikan cara kerja semut, mulai dari mengangkat sebutir nasi sampai memakannya. Mereka selalu bekerja sama. Sebutir nasi yang cukup berat bagi semut, diangkat beramai-ramai ke tempat mereka. Begitu seterusnya hingga butiran nasi yang mereka angkut mencukupi kebutuhan makan mereka. Kemudian mereka akan menyantapnya pula bersama-sama. Kerjasama dan kekompakan para semut bisa Anda jadikan teladan. Misalnya, saat rekan kerja Anda kesulitan, apa salahnya Anda membantu. Toh hasilnya bukan untuk kepentingan pribadi namun demi kepentingan kelompok atau bersama.
  • Semut saling peduli. 
    Kebiasaan semut yang saling bersentuhan (mungkin dalam bangsa manusia, menegur atau bersalaman) jika bertemu, menandakan bahwa bangsa semut memiliki kepedulian dan keakraban yang tinggi. Mereka merasa bahwa tidak ada yang berbeda di antara mereka. Dalam dunia kerja, sentuhan yang berarti 'care' memberi arti tersendiri bagi karyawan. Bayangkan, apa jadinya jika di lingkungan kerja Anda, sudah tidak saling peduli? Sangat menyiksa bukan..? So, sikap ini dapat ditumbuhkan untuk menjaga kekompakan dan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif.
  • Semut tidak pernah menyerah. 
    Bila Anda menghalang-halangi dan berusaha menghentikan langkah para semut, mereka selalu akan mencari jalan lain. Mereka akan memanjat ke atas, menerobos ke bawah atau mengelilinginya. Mereka terus mencari jalan keluar. Suatu filosofi yang bagus, bukan? Jangan sekali-kali menyerah untuk menemukan jalan menuju tujuan Anda.
  • Semut menganggap semua musim panas sebagai musim dingin. 
    Ini adalah cara pandang yang penting. Anda tidak boleh menjadi begitu naif dengan menganggap musim panas akan berlangsung sepanjang waktu. Semut-semut mengumpulkan makanan musim dingin mereka di pertengahan musimpanas. Karena sangat penting bagi kita untuk bersikap realitis. Di musim panas Anda harus memikirkan tentang halilintar. Anda seharusnya memikirkan badai sewaktu Anda menikmati pasir dan sinar matahari. Berpikirlah ke depan, seperti halnya 'sedia payung sebelum hujan'.
  • Semut menganggap semua musim dingin sebagai musim panas. 
    Ini juga penting. Selama musim dingin, semut mengingatkan dirinya sendiri, "Musim dingin takkan berlangsung selamanya. Segera kita akan melalui masa sulit ini." Maka ketika hari pertama musim semi tiba,semut-semut keluar dari sarangnya. Dan bila cuaca kembali dingin, mereka masuk lagi ke dalam liangnya. Lalu, ketika hari pertama musim panas tiba, mereka segera keluar dari sarangnya. Mereka tak dapat menunggu untuk keluar dari sarang mereka.
Dengan bahasa lain, filosofi semut dapat Anda teladani dalam dunia kerja dengan menjaga kerjasama, kekompokkan, saling peduli, kerja  keras, pantang menyerah, dan optimis memandang masa depan. Bagaimana?  Tentu saja karena Anda lebih hebat dari bangsa semut, Anda bisa mencapai sukses yang luar biasa, jika Anda berusaha! 

Tetap Kompak Layaknya Sapu Lidi

Sapu lidi, siapakah di antara Anda yang tidak memilikinya di rumah? Sapu jenis lidi merupakan salah satu item yang sangat berguna bagi kebutuhan rumah tangga anda. Sapu ini menembus perbedaan status dan ekonomi, Anda bisa lihat dari kehidupan orang-orang miskin, atau orang kelas menengah, bahkan lihat saja rumah orang-orang kaya. Mereka semua mempunyai sapu jenis lidi. Sapu lidi umumnya digunakan untuk menyapu pekarangan, membersihkan debu di kasur yang sedang dijemur, dan masih banyak lagi kegunaannya.
Sapu jenis lidi ini selain digunakan untuk menyapu pekarangan dan membersihkan kasur, ternyata mempunyai nilai filosofis yang tinggi. Sapu ini erat kaitannya dengan filosofi persatuan. Anda dapat membayangkan jika satu batang lidi harus dipakai untuk membersihkan sebuah pekarangan yang penuh dengan kotoran.
Pastilah hal ini akan sangat sulit dilakukan, selain itu tentunya juga akan membuang-buang waktu dan tenaga. Tapi jika lidi-lidi disatukan sehingga membentuk sabuah sapu, maka hal yang tadinya mustahil, dapat Anda kerjakan sekarang. Sehingga saya sangat setuju jika sapu lidi adalah simbol persatuan dan kekuatan komunitas.
Persatuan dan Kesatuan tentu pula diawali dengan rasa kebersamaan, kekompakan dan kerukunan antara satu sama lainnya, dengan demikian akan tertanam rasa kesatuan merupakan satu kekuatan. “Filosofi” Sapu lidi bilamana hanya satu tidak punya kekuatan namun setelah di ikat menjadi satu akan menjadikan kekuatan yang utuh yang tidak dapat dipatahkan atau dihancurkanJika sendirian menghasilkan sesuatu yang baik, berdua output-nya pasti lebih baik. Apalagi beberapa elemen itu bergabung menjadi satu (team work). Sudah pasti hasilnya akan jauh lebih baik lagi.
Menanamkan cinta tanah air tentunya diawali cinta tanah kelahiran dengan demikian secara otomatis akan membela dan memperjuangkan demi nama baik wilayahnya. Begitu pula menanamkan. Seperti pepatah kuno yang berkata “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Pepatah ini terealisasi dengan menggunakan filosofi sapu lidi. Seikat sapu lidi, adalah bentuk persatuan. Generasi penerus bangsa harus dipahamkan, bahwa perjuangan mencapai tujuan, tidaklah mampu dilakukan seorang diri. Ini pelajaran hidup yang bisa dilakukan oleh kita semua dengan berkaca pada perjuangan nenek moyang kita dalam merebut kemerdekaan.
Tanpa persatuan, mungkin saat ini kita belum merdeka dan masih ada dibawah penjajahan bangsa lain. Tidak hanya itu, kita sebagai manusia sosial, tidak bisa hidup sendiri di dunia ini. Baik secara tidak langsung maupun secara langsung, kita selalu membutuhkan orang lain agar kita bisa menghadapi dan menjalani hidup.
Komunikasi yang baik dan intensif  agar bisa dijaga,saling tukar pengalaman dan membuka ruang bagi pemain untuk menyalurkan aspirasi dalam mendapatkan semua informasi yang dipikirkan atau dirasakan oleh anggota. Bina suasana kekeluargaan yang saling pengertian hangat dan harmonis,bisa meningkatkan semangat dan kekompakan kelompok.
Dengan demikian suasana yang aman,nyaman dan damai dapat diciptakan dan dirasakan oleh semua kumpulan orang sehingga mereka merasa sehati dan sejiwa seperti filosofi sapulidi, dari lidi-lidi yang kecil dirangkai dan diikat menjadi satu dalam satu kekuatan, bisa membersihkan ruangan dan halaman yang luas sekalipun. Bisa digunakan untuk bermacam macam tugas dan kerja, karena sapulidi kuat dan lentur.
Bahkan dari segi mistis, sapu lidi merupakan salah satu benda yang dipercaya memiliki tuah untuk mengusir makhluk gaib, bahkan ada juga mitos mengatakan bahwa sapu jenis lidi yang biasa digunakan untuk menyapu pekarangan juga dapat dijadikan sarana mendatangkan ilham/wangsit dengan cara tidur di lantai dan menggunakan sapu lidi sebagai bantal agar mimpi lebih terarah. Tentunya semua tergantung kepercayaan Anda.

Selasa, 29 November 2016

Filosofi Kacamata


Semua benda di dunia ini diciptakan mempunyai manfaat masing-masing. Tidak ada sebuah benda pun yang diciptakan tanpa adanya fungsi tertentu. Fungsi utama benda-benda tersebut diciptakan adalah untuk memudahkan hidup manusia. Mereka yang susah payah menciptakan sebuah benda tertentu, pasti menginginkan benda tersebut digunakan sesuai dengan tujuan penciptanya. Sebagai contoh, seseorang menciptakan remote televisi dengan tujuan agar orang-orang tidak perlu bersusah payah mengganti channel televisi secara manual, seseorang yang menciptakan hairdryer menginginkan kemudahan bagi orang lain untuk mengeringkan rambutnya secara cepat. Sekecil apapun benda tersebut, pasti mempunyai sebuah fungsi tertentu untuk mempermudah kehidupan manusia.
Lalu bagimana jika ternyata sebuah benda yang sering kita jumpai setiap hari dan jarang kita hargai ternyata mempunyai filosofi yang cukup mendalam untuk manusia? Kita sebagai manusia setidaknya harus mulai memikirkan benda-benda yang ternyata mempunyai sebuah filosofi yang mendalam jika kita dapat menelaahnya lebih jauh. Kacamata adalah salah satu benda yang mempunyai sebuah filosofi yang sangat mendalam jika kita sebagai manusia ingin mengambil sebuah hikmah dari kacamata.
Filosofi kacamata untuk kehidupan manusia ada 3. Jika ini dapat diterapkan pada sebuah kehidupan manusia, maka manusia tersebut akan menjadi manusia yang akan dihargai oleh semua orang yang, meskipun baru pertama mengenalnya.
Filosofi yang pertama adalah membantu. Kita mengetahui bahwa fungsi utama kacamata adalah membantu manusia untuk melihat lebih jelas, baik benda ataupun tulisan. Karena orang yang memakai kacamata biasanya sudah tidak dapat menggunakan indera penglihatannya sebagaimana fungsi awalnya. Jika semua manusia di dunia ini dapat saling membantu seperti filosofi kacamata yang pertama, maka akan terjadi ketentraman di dunia ini.
Filosofi kacamata kedua yang dapat dicontoh manusia adalah melindungi. Fungsi melindungi ini adalah sebuah fungsi dari kacamata yang berwarna hitam. Kacamata yang berwarna hitam biasanya dipakai orang untuk melindungi matanya dari sengatan sinar matahari jika sedang berada diluar ruangan agar mata tidak mengalami sakit karena tajamnya sinar matahari. Manusia pun hendaknya memiliki sifat untuk melindungi sesamanya dari kondisi apapun yang akan terjadi di dunia ini.
Filosofi kacamata yang terakhir adalah menutup. Menutup ini maksudnya adalah saat mata manusia mengalami masalah, entah itu bengkak, merah karena iritasi atau ada masalah di sekitarnya, maka kacamata inilah yang dapat digunakan untuk menutup kekurangan tersebut. Hendaknya manusia pun dapat mencontoh fungsi kacamata yang terakhir ini, yaitu saling menutupi kekurangan orang lain. Jika selama ini yang dilakukan adalah suka membicarakan dan menyebarkan kekurangan orang lain, maka dengan adanya pengetahuan tentang filosofi kacamata ini kita hendaknya sudah mulai untuk mengurangi kegiatan tersebut dan mulai untuk menutupi kekurangan orang lain bukan malah membicarakannya.
Kacamata juga tidak hanya berbentuk fisik saja. Namun kacamata juga memiliki bentuk yang tidak fisik. Nama dari kacamata tidak fisik ini adalah kacamata pikiran. Kacamata pikiran memiliki kegunaan sama karena dia membuat kita mampu melihat objek-objek secara lebih jelas. Namun tidak melihat dengan mata fisik, lebih kepada melihat dengan mata pikiran.
Sama seperti kacamata fisik. Kacamata pikiran memiliki banyak jenis dan fungsinya. Kacamata pikiran ini juga kadang disebut dengan paradigma. Paradigma memberi kita sudut pandang tertentu terhadap suatu masalah. Kacamata pikiran ini membuat kita memandang segala sesuatu dalam suatu bingkai kacamata itu. Warna dunia jadi memiliki warna seperti kacamata tersebut. Kemungkinan hampir semua orang manusia memiliki kacamata ini.
Kita melihat dunia dalam bingkai paradigma yang kita miliki. Bingkai ini diberikan oleh orangtua kita, pendidikan kita, buku-buku yang kita baca. Kita melihat dunia dalam bingkai yang telah disusun oleh budaya kita sendiri. Bahasa sebagai contohnya, bahasa sangat mempengaruhi pola pikir kita terhadap dunia. Seringkali kacamata ini menjadi hanya satu arah dan disebut kacamata kuda. Ini terjadi karena kita tidak menyadari kalau kita sedang memandang sesuatu dari sudut kacamata tertentu.
Filosofi diatas merupaka filosofi yang bisa kita ambil dari sebuah benda bernama kacamata. Sebuah benda yang selalu kita lihat setiap hari namun kita tidak pernah sadar bahwa kacamata tersebut dapat kita ambil fungsinya untuk kita terapkan di kehidupan sehari-hari. Sebuah benda kecil namun mempunyai fungsi yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Maka kita sebagai manusia hendaknya tidak boleh untuk menyepelekan benda, sekecil apapun itu, padahal suatu saat kita akan membutuhkan fungsinya dalam kehidupan kita. Yang terpenting bukan bentuk bendanya, namun fungsi dari benda tersebut.

Filosofi Sebuah Kertas

Beberapa bulan yang lalu aku sempat membaca sebuah tulisan dari seorang teman tentang Filosofi Kertas. Tulisan itu bercerita mengenai betapapun kita berusaha keras meminta maaf terhadap kertas yang sudah kita remas-remas dan tekuk sesuka hati, namun alur yang terbentuk masih terlihat dan membekas disana. Alur yang terbentuk itu bagaikan luka yang sudah kita tinggalkan disana. Sekuat apapun kita berusa meminta maaf terhadap orang yang sudah kita lukai, namun rasa sakit itu akan terus membekas di dalam hati orang yang kita lukai.

Ya kertas, begitu banyak filosofi yang bisa kita petik dari sebuah kertas putih. Kertas putih yang awalnya tanpa noda, ketika kita pertemukan dengan pena dan menuliskan kata-kata yang indah, akan terlihat indah. Namun ketika kita menuliskan kata-kata yang kasar akan terlihat kertas itu tanpa makna.
Jikalau kita menuliskan kata-kata kasar, walaupun sebenarnya hanya untuk becanda, namun ketika sang pena menuliskan dengan keras. Tulisan itu tidak akan terhapus begitu saja, walaupun sudah kita hapus dengan berbagai cara. Namun bekasnya masih ada di kertas tersebut. Terakhir yang ada kertasnya akan semakin kusam dan kotor.
Atau ketika kita menusukkan pena kita ke kertas, kemudian kita tarik pena kita. Apa yang masih tertinggal disana? Ya, sebuah lubang besar dan terobeknya kertas tersebut. Ketika kita mulai merekatkan kembali sobekan-sobekan kertas tersebut dengan lem, yang kita dapatkan bukanlah kertas yang kembali utuh seperti semula. Masih ada sobekkan kertas yang tak dapat kita rekatkan kembali.
Zaman sekarang kertas mulai diabaikan, kalau dulunya kita bisa curhat dengan diary kita menggunakan kertas. Kini kita bisa menuliskan keluh kesah kita dengan menuliskannya di laptop, Ipad ataupun menuliskannya di jejaring sosial seperti Twitter, FB, status BBM, Whatsup, YM, Skype dll. Berharap semua orang membaca status kita dan mengomentarinya.
Dengan semakin bebasnya kita menuliskan apa yang kita pikirkan, terkadang kita tak memikirkan efeknya terhadap orang lain. Kata-kata makian, hinaan, perang status, perang komentar bahkan sebuah cibiran, sampai masalah pribadi mulai merambah ke area publik.
Hal tersebutlah yang membuatku merasa gerah dan bosan  terhadap jejaring sosial. Hanya sebuah twitter yang masih aku aktifkan sebagai sarana mencari berita yang bagus-bagus, tidak untuk membaca status keluh kesah orang.
Apakah tak pernah terbayangkan oleh orang-orang itu, jika dia menuliskan cacian dan makian di jejaring sosial tersebut bisa menyakiti orang? Memang sih bisa dihapus, namun jika sudah terlanjur dibaca dan membekas di hati, kata-kata tersebut akan tertanam di hati.
Seperti yang pernah aku alami sebelumnya. Tulisan berupa email, message di YM, status BBM, status FB, SMS bahkan perkataan yang pernah terucap dari seseorang  dan akibatnya membuatku kesal, sampai saat ini kata-kata tersebut masih tertanam di dalam pikiran dan hatiku. Berkali-kali aku berusaha melupakannya, namun terkadang ketika akal sehatku sedang tidak bekerja, kata-kata tersebut selalu melintas begitu saja.
Ya sakit hati akibat sebuah tulisan ataupun perkataan susah sembuhnya, seperti kertas putih yang sudah terobek atau teremas oleh pena atau tangan kita.
Teringat kembali sahabatku yang sangat memperhatikan kata-kata yang dituliskan oleh seorang teman. Katanya sikap dan perbuatan seseorang bisa terlihat dari pemilihan kata-kata dan cara menulis. Apakah orang tersebut dapat menghargai orang lain ataukah hanya bisa menghargai dirinya sendiri.
Terkadang dari sebuah tulisan kita bisa melihat apakah orang tersebut cukup bisa kita anggap sebagai teman, sahabat, ataupun musuh. Setiap orang akan terlihat karakternya dari cara dia menulis, jadi walaupun dia berpura-pura menjadi orang lain dan mengaku-ngaku sebagai orang lain. Tulisan dan pemilihan kata-kata tidak akan pernah bisa hilang dari karakter kita.
Dengan memahami Filosofi Kertas ini, semoga bisa menjadi pelajaran buat kita bahwa sebebas-bebasnya kita menuliskan status di FB , twitter mengirim SMS. Berhati-hatilah dalam memilih kata-kata, karena kita tidak tahu bahwa kata-kata kita tersebut bisa jadi menyakiti hati orang lain. Pikirkanlah akibatnya sebelum menuliskan di FB, Twitter, SMS ataupun berbicara.

Jumat, 25 November 2016

Manggis Simbol Kejujuran


Dalam buah manggis badannya berwarna hitam, namun didalamnya berwarna putih sebagai simbol kesucian. Dan buah manggis adalah simbol kejujuran, bila tandannya 6 maka isinya pun 6. Mari bercermin dengan buah manggis, apakah kita sudah jujur??? atau sering berbohong??

Buah ungu ini merupakan buah musiman, yang hanya berbuah di musim tertentu. Buah ini cukup menipu hingga kurang menarik di mata orang yang belum pernah melihatnya, dimana penampilannya yang terkesan suram namun menyembunyikan isi yang begitu indah putih-suci.


Selain memiliki berbagai khasiat yang sampai memikat hati supermodel Kate Moss, buah ungu ini dinobatkan sebagai lambang kejujuran. Maksud dari lambang kejujuran adalah buah manggis selalu memberikan kebenaran, kesamaan antara apa yang ada dalam penampilan (perkataan) dengan isi (kenyataan). Bila Anda ingin membuktikannya, hitunglah bagian pantat dari manggis, maka jumlah ruas manggis yang ada akan menunjukkan jumlah isi buah manggis yang terkandung di tiap buah. Dan hasilnya pasti akan sama. Maka dari itu, manggis dianggap lambang kejujuran.

Manggis juga ‘diabadikan’ dalam sebuah permainan; ‘tebak-tebak Buah Manggis’. Permainan ini merupakan permainan yang pesertanya harus menebak berapakah isi buah manggis yang ada di tiap buah, karena isi antara satu manggis dengan manggis lain pasti berbeda. Apabila kita bermain permainan ini, maka bila aturan mainnya memperbolehkan kita mengintip ruas di pantat manggis untuk mengetahui jumlahnya, maka itulah trik untuk selalu memenangkan permainan ini. Karena manggis selalu jujur.


Dalam hidup, perlunya kita mencontoh filosofi manggis yang mungkin terlihat sederhana, namun memiliki isi yang begitu indah. Yang selalu sama, antara perkataan dan kenyataan.

Filosofi Lebah

Lebah adalah serangga mungil yang tidak mampu berpikir. Akan tetapi mereka mampu menyelesaikan sejumlah pekerjaan besar yang tak terbayangkan sebelumnya. Setiap pekerjaan tersebut membutuhkan perhitungan dan perencanaan khusus. Sungguh mengagumkan bahwa kecerdasan dan keahlian yang demikian ini ada pada setiap ekor lebah. Namun, yang lebih hebat lagi adalah ribuan lebah bekerjasama secara teratur dan terencana dalam rangka mencapai satu tujuan yang sama, dan mereka melaksanakan bagian pekerjaan mereka masing-masing secara penuh dan sungguh-sungguh tanpa kesalahan sedikitpun.

Kesulitan terbesar dalam pengorganisasian sekelompok orang untuk bekerja secara bersama adalah penyiapan jadwal kerja serta pembagian tugas dan tanggung jawab. Dalam sebuah pabrik, misalnya, terdapat struktur jabatan yang rapi di mana para pekerja melapor pada mandor, para mandor melapor pada insinyur, para insinyur melapor pada manajer pelaksana dan para manajer pelaksana melapor pada manajer umum. Pengoperasian pabrik yang efisien memerlukan banyak tenaga kerja dan dana; pembuatan rencana jangka panjang dan pendek; serta pengumpulan data statistik. Produksi dilakukan berdasarkan rencana produksi yang telah disiapkan sebelumnya, dan pengawasan kualitas dilakukan di setiap tahapannya. Setiap insinyur, manajer dan manajer pelaksana memperoleh pendidikan dan pelatihan khusus dalam jangka waktu tertentu sebelum ditempatkan pada posisi mereka masing-masing.

Akan tetapi, setelah segala persyaratan ini dipenuhi dan sistem organisasinya telah terbentuk, hanya beberapa ratus tenaga kerja saja yang mampu bekerja bersama secara harmonis. Demikianlah, pembentukan kerja sama di antara beberapa ratus manusia cerdas dengan gagasan mereka masing-masing memerlukan perencanaan yang rumit dan biaya mahal. Namun, puluhan ribu lebah mampu membangun sistem organisasi sempurna yang tak tertandingi oleh masyarakat manusia. Tidak seperti manusia, lebah tidak mendapatkan pendidikan atau pelatihan apapun. Begitu lebah lahir, ia dengan segera melaksanakan tugas yang dibebankan padanya.

Karyawan pabrik bekerja untuk mendapatkan gaji pada akhir bulan. Sementara itu, seekor lebah tidak memperoleh keuntungan pribadi dari pekerjaan yang ia lakukan. Pekerjaan yang dilakukan karyawan pabrik, baik sebagai pekerja biasa ataupun manajer pelaksana, terbatas hanya pada jam kerja tertentu dan mereka berhak mendapatkan masa liburan. Sebaliknya, lebah bekerja sepanjang hidup, tanpa istirahat, demi kepentingan dan kebaikan sesamanya.



Rata-rata, sekitar 60-70 ribu lebah hidup dalam sebuah sarang. Walaupun populasi yang demikian padat, lebah mampu melakukan pekerjaannya secara terencana dan teratur rapi. Suatu koloni lebah umumnya terdiri dari lebah pekerja, pejantan dan ratu. Lebah pekerja boleh dikata mengerjakan seluruh tugas dalam sarang. Sejak saat dilahirkan, para lebah pekerja langsung mulai bekerja, dan selama hidup, mereka melakukan berbagai tugas yang berganti-ganti sesuai dengan proses perkembangan yang terjadi dalam tubuh mereka. Mereka menghabiskan tiga hari pertama dalam hidup mereka dengan membersihkan sarang.

Kebersihan sarang sangatlah penting bagi kesehatan lebah dan larva dalam koloni. Lebah pekerja membuang seluruh bahan berlebih yang ada dalam sarang. Saat bertemu serangga penyusup yang tak mampu mereka keluarkan dari sarang, mereka pertama-tama membunuhnya. Kemudian mereka membungkusnya dengan cara menyerupai pembalseman mayat. Yang menarik di sini adalah dalam pengawetan ini lebah menggunakan bahan khusus yang disebut “propolis”. Propolis adalah suatu bahan istimewa karena sifatnya yang anti bakteri sehingga sangat baik digunakan sebagai pengawet.

Bagaimana lebah tahu bahan ini adalah yang terbaik sebagai pengawet, dan bagaimana mereka mampu menghasilkannya dalam tubuh mereka ?

Propolis adalah bahan yang hanya dapat dihasilkan dalam kondisi laboratorium dengan teknologi dan tingkat pengetahuan ilmu kimia yang cukup tinggi. Nyata bahwa lebah sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang ini, apalagi laboratorium dalam tubuhnya.
Lebih jauh lagi, lebah pekerja bertanggung jawab memeriksa sel–sel yang akan digunakan sang ratu untuk meletakkan telurnya. Selain itu, lebah pekerja juga bertugas mengumpulkan kotoran yang ada dalam sel-sel yang telah ditinggalkan oleh para larva yang telah lahir, serta membersihkan sel penyimpan makanan. Lebah–lebah tersebut juga mengatur kelembaban dan temperatur di dalam sarang, jika dibutuhkan, dengan kipasan angin melalui kepakan sayap mereka pada pintu masuk sarang.

Penting untuk diketahui bahwa seluruh tugas yang membutuhkan spesialisasi ini dilakukan oleh lebah pekerja berumur 3 hari yang bertanggung jawab dalam kebersihan.

Lebah pekerja menghabiskan waktunya setelah 3 hari pertama tersebut dengan merawat para larva. Saat mereka menjadi lebih dewasa, beberapa kelenjar sekresi dalam tubuh mereka mulai berfungsi; ini memungkinkan mereka untuk merawat larva. Seluruh tugas yang berhubungan dengan perawatan larva ini dikerjakan oleh lebah pekerja yamg berumur 3 sampai 10 hari. Mereka memberi makan sebagian larva dengan royal jelly, dan sebagian lagi dengan campuran madu-serbuk sari. Mahluk hidup yang baru lahir ini telah mengetahui tugas yang menjadi tanggung jawabnya dan memiliki pengetahuan untuk mengerjakannya dengan cara yang sangat profesional.

Sang lebah berganti tugas saat ia tumbuh lebih dewasa. Ketika mencapai hari ke 10 dari masa hidupnya, kelenjar penghasil lilin dalam perut lebah pekerja mendadak telah matang sehingga ia mampu menghasilkan lilin. Pada saat itulah seekor lebah menjadi pekerja pembangun sel-sel penyimpan madu dengan menggunakan lilin.

Fenomena ini memunculkan banyak pertanyaan. Bagaimana mungkin seekor makhluk hidup yang baru saja lahir, dan, lebih dari itu, yang tidak memiliki kecerdasan dan pengetahuan ini benar-benar memahami seluruh tugas yang menjadi tanggung jawabnya? Bagaimana tubuh seekor hewan tiba–tiba dapat teradaptasikan untuk merawat dan memberi makan larva dengan berfungsinya beberapa kelenjar sekresi, padahal sesaat sebelumnya ia terprogram untuk melakukan tugas kebersihan? Bagaimana seekor lebah, yang 4 atau 5 hari sebelumnya adalah larva, dapat berpikir dan merencanakan segala tugasnya tersebut? Bagaimana tubuhnya dapat dengan tiba–tiba menghasilkan lilin dan berubah menjadi pekerja konstruksi? Padahal konstruksi bangunan ini didasarkan pada penghitungan rumit dan sangat tepat, yang tak akan mampu dilakukan oleh manusia sekalipun.

Tidak ada keraguan, tidaklah mungkin lebah itu sendiri yang melakukan perhitungan berdasarkan kecerdasannya sendiri. Begitulah, ini adalah bukti nyata bahwa setiap fase dalam hidupnya, lebah tunduk pada hikmah dan kekuasaan Penciptanya. Lebah menjalani setiap saat dalam hidupnya dengan ilham yang diberikan oleh Allah, Pencipta Yang Maha perkasa.

Makna Dari Bulan Bintang

Mungkin ada saat dimana di benak pikiran teman-teman mengapa lambang atau simbol bulan sabit dan juga bintang menjadi identik dengan Agama islam ?
Tak jarang dan mungkin hampir setiap mesjid memakai lambang bulan sabit dan bintang di kubah-kubah mesjid dan juga hal itu sering kita temui bahwa Bulan sabit dan bintang ini sering di pakai di dalam motif sajadah..

Mengapa hal itu terjadi? Apa lambang bulan sabit dan bintang itu adalah lambang islam? Atau bulan sabit ada sangkut pautnya dengan Agama islam? Kok bisa ya lambang Bulan sabit dan bintang ini identik dengan agama Islam?

Hal ketidak tahuan umat tentang asal usul Bulan sabit dan bintang di agama Islam ini yang tidak pernah di pelajari di sekolah-sekolah, membuat para pelajar (sebagian besar teman saya tidak ada yang mengetahuinya) . Hal ini juga yang mengakibatkan para Non-Muslim membuat cerita-cerita konyol yang tak berdasarkan fakta dan sumber sejarah yang jelas. mereka mengatakan bahwa itu adalah dewa-nya agama islam dan sebagainya yang membuat saya muak membacanya. Astagfirullah ..

Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku". QS. Al-Kaafiruun ayat 6

Mari kita kaji lebih mendalam tentang asal usul atau sejarah dari munculnya keidentikan lambang Bulan sabit dan bintang di dalam Agama Islam..


Jawabannya adalah :

Beberapa versi pengamat sejarah mengatakan bahwa sebenarnya asal muasal lambang bulan bintang berasal dari lambang khilafah Islamiyah terakhir yang dimiliki umat Islam, yaitu Khilafah Turki Utsmani.

Khilafah ini adalah warisan terakhir kejayaan umat Islam. Memiliki luas wilayah yang membentang dari ujung barat sampai ujung timur dunia. Wilayahnya mencakup tiga benua besar dunia, Afrika-Eropa dan Asia. Ibukotanya adalah kota yang sejak 1400 tahun yang lalu telah dijanjikan oleh Rasulullah SAW sebagai kota yang akan jatuh ke tangan umat Islam.

Rasulullah bersabda, "Qonstantinopel akan kalian bebaskan. Pasukan yang mampu membebaskannya adalah pasukan yang sangat kuat. Dan panglima yang membebaskannya adalah panglima yang sangat kuat.."

Berabad-abad lamanya umat Islam memimpikan realisasi kabar gembira Rasulullah itu. Namun sejak zaman Khilafah Rasyidah, Khilafah Bani Umayah hingga Khilafah Bani Abbasiyah, kabar gembira itu tidak pernah juga terealisasi. Memang sebagian Eropa sudah jatuh ke tangan Islam, yaitu wilayah Spanyol dengan kota-kotanya antara lain: Cordova, Seville, Granda dan seterusnya. Namun jantung Eropa belum pernah jatuh secara serius ke tangan Islam.

Barulah ketika Sultan Muhammad II yang lebih dikenal dengan Sultan Muhammad Al-Fatih menjadi panglima, jatuhlah kota yang pernah menjadi ibu kota Eropa itu. Lewat pertempuran yang sangat dahsyat dengan menggunakan senjata paling modern di kala itu, yaitu CANON atau meriam yang sangat besar dan suaranya memekakkan telinga, Muhammad Al-Fatih berhasil menjatuhkan kota konstantininopel itu dan menjadikannya sebagai ibu kota Khilafah Turki Utsmani. Serta menjadikannya pusat peradaban Islam.

Wilayahnya adalah tiga benua dengan semua peradaban yang ada di dalamnya. Saat itu bulan sabit digunakan untuk melambangkan posisi tiga benua itu. Ujung yang satu menunjukkan benua Asia yang ada di Timur, ujung lainnya mewakili Afrika yang ada di bagian lain dan di tengahnya adalah Benua Eropa. Sedangkan lambang bintang menunjukkan posisi ibu kota yang kemudian diberi nama Istambul yang bermakna: Kota Islam.

Bendera bulan sabit ini adalah bendera resmi umat Islam saat itu, karena seluruh wilayah dunia Islam berada di bahwa satu naungan khilafah Islamiyah. Tidak seperti sekarang ini yang terpecah-pecah menjadi sekian ratus negara yang berdiri sendiri hasil dari jajahan barat.

Wajar kalau lambang itu begitu melekat di hati umat dari ujung barat Maroko sampai ujung Timur Marauke. Inilah lambang yang pernah dimiliki oleh umat Islam secara bersama, bulan dan bintang. Dan lambang ini kemudian seolah menjadi lambang resmi umat Islam dan selalu muncul di kubah-kubah masjid. Dan kalau kita perhatikan, nyaris hampir semua kubah masjid di berbagai belahan dunia punya lambang ini.

Dan banyak institusi umat Islam yang juga memakai lambang ini, misalnya Masyumi di masa lalu. Bahkan di zaman reformasi, di Indonesia muncul Partai Bulan Bintang yang lambangnya bulan bintang.


Sumber:
http://catatanlaila6i6.blogspot.co.id/2013/02/makna-dari-bulan-bintang.html

Perbedaan Itu Indah (Pelangi)

Diartikel sebelumnya saya telah membahas makna sebuah hujan. Nah sekarang says akan membahas sebuah pelangi yang biasanya muncul setelah hujan reda. Oke langsung saja yah...


Sore itu hujan baru saja menampakkan keperkasaannya. Tak lama setelah itu, sang surya memancarkan kekuatannya menghangatkan bumi dengan lembut menembus sisa awan pekat. Kulihat sekumpulan cahaya tersebut melewati butiran-butiran air dan membiaskannya menjadi warna-warni yang menakjubkan. Takjub kalbu ini memandang biasan-biasan pancaran itu, sungguh Maha Hebat semua kuasa-Mu. Engkau telah melukis dengan hebat meski warna tersebut tidak sama. Benak ini terus berucap syukur sungguh Maha Agung Engkau. Ya, Engkau mengenalkan kepada hamba-Mu akan keberadaan pelangi yang tak seorang pun hamba-Mu menyangkal keindahannya.
Pelangi dengan warna-warna yang berbeda memberikan inspirasi bagi semua makhluk di bumi akan indahnya perbedaan. Coba kita bayangkan bagaimana pelangi ketika dia mempunyai warna yang sama? Putih saja? Merah saja? Hitam saja?

Filosofi pelangi seharusnya terpatri dalam diri setiap makhluk hidup. Perlu sebuah pemahaman akan indahnya perbedaan. Jangan pernah ada pertikaian ketika perbedaan itu hadir di masyarakat. Jika kita bisa menyebutkan pelangi itu indah karena memiliki beraneka macam warna, begitu halnya dengan perbedaat di antara kita. Kita harus memandangnya sebagai sebuah anugrah yang patut disyukuri dan diterima tanpa alasan apapun.

Tidak ada lagi pertikaian dan permusuhan hanya karena kita beda pendapat. Apa salahnya kita memiliki perbedaan pendapat yang dapat memperkaya wacana kita dan pada akhirnya akan menumbuhkan kehidupan yang madani (civil society). Makhluk yang mampu menerima perbedaan menuntun kita menuju kehidupan yang beradab dan pencapaian tujuan kedamaian hidup.

Sepanjang perbedaan-perbedaan ini dalam koridor keselamatan dan kemanusian makhluk adalah sah-sah saja untuk selalu membiarkan pebedaan itu tumbuh dan berkembang diantara kita. Sikap ini membawa kita pada sikap demokratis kita. Bukankah salah satu ciri dari proses demokrasi, menghargai setiap perbedaan yang muncul? Dan bukan membungkamnya? Atau bahkan menggunakan cara kekerasan ketika membungkam perbedaan itu?

Cara-cara anarkis seringkali menjadi pilihan bahkan yang lebih bodoh terjadi ketika perbedaan itu muncul meski dalam satu kelompok yang pada awalnya sepaham.

Pada akhirnya, saya hanya ingin mengingatkan kepada kita semua jika perbedaan itu muncul, ingatlah selalu pelangi di sore hari saat sang surya dengan malu-malu menebarkan pesonanya. Pelangi itu indah karena warna-warni, perbedaan itu juga indah bukan?a

Hidup Di Balik Hujan


Hujan adalah sesuatu yang takkan kita lupakan nikmatnya ketika dia datang, dan hujan selalu memberi anugrah tersendiri bagi mahluk yang sangat membutuhkannya dan tau cara bersyukur atas nikmat yang telah diberikan tuhan pada kita.
Hujan kan selalu ada meski terkadang ia membuat kita resah dan takut tapi hujan juga bisa membawa kebahagiaan bagi kita semua dan selalu begitu seterusnya.

Jika kita mau berpikir tentang ada apa yang terjadi dibalik hujan. Hujan berarti sebuah anugrah yang turun untuk membuat basah tanah yang kekeringan. Hujan juga bisa berarti sebuah kesempatan untuk mendapatkan sumber air minum (tentu dengan menyaringnya terlebih dahulu). Hujan dapat bermakna juga sebagai sebuah sindiran. Ya, sebuah sindiran bagi manusia-manusia yang sombong bahwa kesombongan mereka itu dikalahkan oleh sebuah gerakan air. Ya, air yang terlihat sekilas sepele. Air yang tiap hari ditemui. Tanpa riak. Tanpa ombak. Seakan-akan air selalu menurut. Tenang. Namun, air pun bisa menjadi tidak sepele. Tidak sepele jika kita sering menyepelekannya. Air dapat menjadi sebuah pemangsa yang ganas, dimanapun kita berada. Air dapat berubah menjadi predator bagi mangsanya.
Ada makna tersimpan dalam hujan.
Hujan turun, mengikuti gravitasi,
Mengalir dari tempat tinggi ke yg lebih rendah. Hingga menguap dan kembali berkumpul di awan.
Hujan turun menyapu debu. Membasahi tanah, dan menyegarkan udara.
Hujan, sebuah anugrah yg bisa berubah bencana.
Sama seperti hidup.
Kita analogikan hidup kita seperti hujan,
Kita selalu bergerak, entah naik atau turun.
Tak pernah berhenti.
Dari tempat tinggi, ke tempat rendah.
Dari di atas, terjatuh, hingga akhirnya terbang kembali.
Kata Bijak Tentang Hujan dalam Bahasa Indonesia yang menginspirasi :

Andai kegagalan adalah bagaikan hujan, dan kesuksesan bagaikan matahari, maka kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi.
Rintikan air hujan bisa melubangi sebuah batu. Bukan dengan kekuatan, tapi hanya dengan setetes demi setetes. Ketekunan tetesanlah yang membuat batu berlubang. Demikian kasih bisa meluluhkan kebencian, kelembutan bisa meluluhkan kekerasan.
Pernah ga gan kalian sadar kalau hujan itu turun dan jatuh terus. Dari hal itu kita bisa belajar bahwa hujan tetap mencoba meskipun jatuh berkali-kali. Hujan terus turun tanpa menyerah dan itu bisa menjadi pelajaran yang bagus buat kita. Kita harus selalu kuat dan tabah untuk mencapai sesuatu.
Setelah panas seharian, hujan turun membasahi bumi. Cuaca menjadi berubah dan hawa menjadi dingin dan nyaman untuk beristirahat. Semoga dengan menyadari sifat hujan, kita jadi ingat untuk tidak terus memenuhi amarah melainkan lebih bersifat santai menghadapi sesuatu.
Seperti manusia hujan yang juga bagian dari alam yang bisa marah. Ketika benar-benar tidak ada lagi yang peduli dengan lingkungan sekitar. Hujan turun dengan derasnya yang terkadang membawa bencana. Sebaiknya kita menyadari sesuatu bahwa manusia punya amarah alangkah baiknya jika kita bisa menjaga perasaan satu sama lain.
Meskipun beberapa orang yang mengeluh karena hujan turun, hujan tetap turun. Hal ini bisa pelajaran buat kita bahwa selama itu baik kita tidak perlu takut untuk melakukan sesuatu. Bahkan kita sedang melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain. Jangan berhenti hanya karena beberapa orang tidak suka.
Hujan turun memang tidak kenal waktu dan mengerti apa yang sedang dilakukan manusia. Hujan adalah anugerah dari yang kuasa. Maka dari itu kita juga seharusnya dapat menerima hujan dan hal baik datang tanpa memaksakan waktu sesuai dengan yang kita inginkan.
Dan masih banyak lagi pelajaran hidup dari turunnya hujan. Semoga kita bisa mengambil manfaat dari turunnya hujan.

Sumber: https://m.kaskus.co.id/

Pelajaran Hidup dalam Futsal

Bagi sebagian orang olahraga semacam futsal dan sepakbola merupakan olahaga yang menjemukkan, bayangkan saja, ada satu buah bola yang harus dikejar-kejar sedemikian rupa, mati-matian… padahal pemain tersebut mampu saja untuk membeli sebuah bola. Belikan saja mereka bola, satu pemain dapat satu bola… beres kan?

Namun bagi saya, Futsal bukan sekedar membeli bola, olahraga ini merupakan sebuah kesenangan tersendiri, saya bisa menemukan seni dan keindahan disini, saya bisa menemukan arti kejujuran, arti dari kerjasama, arti dari kebersamaan dan arti dari kehidupan itu sendiri. Saya bisa melepaskan segala kepenatan dari rutinitas pekerjaan… Futsal adalah lebih dari sekedar olahraga.


Selama Bermain Futsal, tidak jarang pula saya memperhatikan dan mengambil pelajaran dari para pemain-pemain futsal yang lain, baik mengenai teknik dan gaya permainan mereka, maupun pelajaran hidup yang ternyata sangat beririsan dengan profesi saya sebagai Pengajar dan Trainer.

Dalam permainan futsal, saya mempunyai tugas sebagai seorang Striker alias pemain depan, sehingga yang menjadi fokus perhatian saya adalah bagaimana caranya agar saya bisa mencetak goal. Namun tidak jarang pula saya mengambil peran sebagai pemain tengah, bek, dan bahkan penjaga gawang. Hal inilah yang membuat saya tidak hanya fokus sebagai penyerang, tapi juga menuntut agar bagus dalam bertahan. Dalam Futsal, tidak ada pemain yang menjadi Bek Murni, ataupun Penyerang Murni… suatu ketika, Bek harus bisa menyerang dan mencetak goal, demikian pula dengan seorang penyerang, minimal dia juga menguasai teknik bertahan…

Nah, Kali ini saya menemukan seseorang yang bisa saya ambil pelajaran hidup… 

Ini tentang teman saya yang berposisi sebagai pemain bertahan, kami bertemu dalam Fun Futsal di Lapangan Radar Banten. Dari awal melihatnya, saya perhatikan dia memakai kostum yang seragam, kemudian memakai kaos kaki panjang, memakai Shin Guard (Dekker), memakai tape, dan lain-lain… seperti sedang mengikuti turnamen futsal saja, tapi sesungguhnya begitulah seharusnya pemain… safety first… dan tidak ada yang salah dengan itu, saya saja yang kadang tidak memperhatikan keselamatan diri sendiri.
Saya mengakui dia sebagai Bek tangguh, sangat dingin dan tanpa basa-basi… sehingga dalam setiap pertandingan melawan dia, saya selalu bertekad untuk melewatinya… terkadang sesekali bisa saya lewati, namun tak jarang kalau dia dalam posisi puncak, hampir mustahil bagi saya untuk melewatinya… ada sedikit menyentuh bola, langsung DARRR!!! Dia menyergap dan membuat saya tidak sempat mengambil nafas… JSaya selalu mengucapkan Yes! (dalam hati…) Ketika bisa memblock tendangan kerasnya dan bisa mengambil dan memotong bola darinya, terlebih bilamana bisa mendribble melewatinya, rasanya bahagia sekali…

Sepekan kemudian, saya bertemu lagi dengan dia… Seperti biasa, saya selalu jadi Opposite baginya, katanya malam ini dia agak kecapekan, dan sedikit kurang Fit… memang di lapangan dia tidak seganas kalau lagi Fit… tapi tetap saja, bagi saya untuk sulit untuk melewatinya… tapi hari itu, lebih banyak kata ‘Yes!’ yang ada dalam hati saya… perlahan, saya juga sudah mulai tau sedikit kelemahannya, efektif untuk melewatinya dengan kaki kiri dan menshoot dengan kaki kiri… malam itu, 3 dari 5 goal saya bersarang dengan tendangan kaki kiri… Tapi tetap saja, saya selalu kerepotan kalau berhadapan dengan dia, apalagi dengan postur yang tinggi, kaki yang panjang dan… Speed yang jauh lebih cepat dari saya… 

Ketika memperhatikan dia bermain, saya melihat ada tiga kata menarik yang harus saya sematkan kepada dia, yakni : Dedikasi, Komitmen dan Bersungguh-Sungguh.

Dia tidak digaji, ketika harus berlari cepat dan mengejar bola di daerah pertahanan, bahkan tidak takut untuk terjatuh dan berjibaku dengan penyerang… Hmmmm… Dedikasi, Komitmen dan Bersungguh-Sungguh… tidak peduli lagi Fit atau tidak Fit…

Berselang beberapa hari, saya bertemu lagi dengan dia… dan kali ini dia mengajak saya untuk Opposite Position lagi, saya menyerang dan dia bertahan… praktis!! Saya tidak mencetak satu goal pun! Di selang waktu berikutnya… kali ini, kami bermain bersama… saya tidak sebagai penyerang tapi kini sebagai Bek, dia di kanan dan saya di kiri… sebuah kerjasama yang baik, tapi jujur saja saya tidak bisa mengimbanginya… dia selalu menyelamatkan gawang dalam situasi genting… sementara itu, saya malah sering tidak bisa mengejar penyerang yang bergerak cepat… dan tidak banyak bisa menutup celah-celah…

Diam-diam, saya meninggalkan pos saya sebagai pemain bertahan (saya tidak cukup dedikasi dan komitmen seperti dia), saya rasa dia sendiri cukup saja untuk bertahan... saya kembali ke posisi awal dan merengsek ke depan… dan akhir yang indah, melalui Assistnya… dua Goal bisa saya lesakkan…

Sungguh pelajaran berharga, saya menemukan : dedikasi, komitmen dan sungguh-sungguh dalam dirinya!

Dia Mendedikasikan dirinya sebagai seorang pemain bertahan, walau sesekali menyerang, dia tidak melupakan daerah pertahanan… dia berkomitmen dan bersungguh-sungguh ketika bermain, dia benar-benar mengeluarkan seluruh kemampuannya… Tidak segan, saya mengatakan kepadanya… “Ajari saya untuk menjadi Pemain Bertahan…” Namun di dalam hati saya, harusnya saya juga berdedikasi sebagai seorang striker, berkomitmen sebagai penyerang dan bersungguh-sungguh untuk mencetak Goal sebanyak mungkin! Sejak saat itulah saya yang biasanya bermain angin-anginan, kali ini berkomitmen untuk bisa mencetak goal dalam setiap laga! 

Inilah pelajaran dalam kehidupan kita… dedikasi, komitmen dan bersungguh-sungguh dalam hidup adalah sebuah keniscayaan… Hal ini diabadikan Allah SWT dalam Al-Qur’an…. “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (TQS Al-Ankaabut: 69).a