Siapa saya? Pertama kali melihat dan membaca pertanyaan ini saya berpikir bahwa seharusnya pertanyaan ini ditunjukan kepada orang lain, karna orang lainlah yang bisa melihat diri kita. Jadi, hanya orang lainlah yang bisa menjawab pertanyaan ini. Tetapi apabila kita melihat ulang kembali pertanyaan ini, bahwa sebenarnya pertanyaan ini ditunjukan kepada diri kita sendiri. Ya, pertanyaan ini seharusnya hanya kita yang bisa menjawabnya. Karna saya yakin orang lain diluar sana tidak akan ada yang mengenali diri kita secara utuh sekalipun mereka itu teman dekat kita. Dan disini saya berpikir kembali bahwa pertanyaan ini walaupun terlihat simple tetapi tak sesimple yang saya bayangkan untuk dapat menjawabnya.
Ya, saya baru sadar ternyata sebenarnya saya pun juga tidak mengenali diri saya sendiri. Ketika saya sibuk untuk menceritakan orang lain kenapa saya tidak sibuk untuk memikirkan diri saya sendiri? Disaat saya membanggakan kesuksesan orang lain, kenapa saya tidak melihat apa yang sudah saya perbuat? Dan disaat saya gagal barulah saya melihat diri saya sendiri. Jadi, saya baru akan melihat diri saya sendiri ketika saya jatuh atau gagal, mungkin itulah penyebab kenapa saya belum benar-benar mengenali diri saya sendiri.
Dari pertanyaan ini saya baru sadar ternyata banyak sekali yang harus saya perbaiki dalam hidup saya. Ya, sekali lagi pertanyaan ini membuat saya berpikir ulang bahwa betapa berartinya hidup ini seandainya saya mengenali diri saya sendiri.
Seiring berputarnya waktu, saya mulai belajar betapa berartinya hidup ini. Belajar dari kebahagiaan anak kecil, belajar saling berbagi dan menghargai dari sebuah persahabatan, belajar tentang mensyukuri nikmat dari indahnya alam, dan belajar tentang saling mengasihi dan saling menjaga dari sebuah keluarga.
Melalui tulisan ini saya ingin menceritakan siapa kah saya ini? Setelah mulai belajar betapa berartinya hidup ini.
Pertama-tama saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Fahmi Ayatullah, anak pertama dari 3 bersaudara yang dilahirkan 20 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 14 Oktober 1996 di sebuah daerah di kota Serang, Banten dimana tempat itu ialah kampung halaman kedua orang tua saya, maka dari itu saya bersuku jawa dan menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-harinya. Masa kecil saya hingga umur 9 tahun saya habiskan di kampung halaman karena saya pun bersekolah di kampung halaman, selanjutnya masa remaja tepatnya masa SMA saya habiskan di kota dan disitulah salah mulai mengenal dunia luar yang amat luar biasa.
Berbicara soal Pendidikan saya telah menyelesaikan pendidikan pada umumnya yaitu 6 tahun di Sekolah Dasar, 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama, 3 tahun di Sekolah Menengah Atas, dan saat ini saya tercatat sebagaimahasiswi semester 3 Jurusan Pendidikan Matematika di satu-satunya Universitas Negeri di Banten yaitu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atau orang lebih mengenal dengan nama UNTIRTA.
Cita-cita, Hobi, dan Sifat
Sewaktu kecil saya bercita-cita ingin menjadi seorang pendidik atau pengajar, entah itu guru ataupun dosen dan cita-cita itu masih berlaku sampai sekarang, saya ingin menjadi seorang pendidik yang sukses dan menjadi teladan bagi semua siswa atau mahasiswa yang saya didik, dan bukan hanya itu saya juga ingin menjadi teladan bagi anak-anak saya kelak nanti. Itulah cita-cita saya yang saat ini saya sedang perjuangkan dengan menuntut ilmu agar berguna kelak untuk cita-cita saya.
Berbicara tentang hobi, saya adalah seseorang yang mempunyai hobi bermain sepak bola dan futsal, namun selain itu saya juga memiliki beberapa hobi yang mungkin tidak terlalu sering saya lakukan atau hanya mengisi kekosongan waktu saja seperti bermain game, jalan-jalan atau traveling bersama teman-teman ke suatu tempat favorit ataupun tempat yang baru, atau sekedar kumpul-kumpul bersama teman.
Untuk sifat, menurut saya, saya itu baik, totalitas, dan penyabar. Baik disini dalam arti suka membantu teman yang butuh bantuan selagi saya mampu untuk membantunya. Namun, kadang baiknya kita seringkali disalahkan gunakan atau dimanfaatkan oleh orang lain tapi saya percaya akan sebuah kalimat “apa yang kau tanam itulah yang kau tuai” jadi apa yang kita perbuat itulah yang yang nantinya akan kita dapatkan.
Totalitas, saya menyadari bahwa ketika saya totalitas dengan kegiatan yang sedang saya lakukan, itu akan menghasilkan produk yang benar-benar berharga. Dan dari totalitas itulah tumbuh rasa semangat dan rasa ingin untuk melakukan hal-hal yang memang menjadi tanggung jawab saya dalam sebuah kegiatan tersebut. Sabar, bisa dibilang saya orang yang cukup sabar, sabar dalam menghadapi permasalahan, sabar dalam menjalankan kehidupan yang tak selalu sama seperti apa yang kita harapkan, begitupun sabar dalam sebuah penantian.
Sifat negatif dari saya yaitu saya adalah orang yang pesimis, pemalas, teledor, terkadang keras kepala dan pelupa. Saya adalah orang yang sangat pesimis dalam melakukan segala hal, saya selalu merasa tidak yakin akan kemampuan yang saya miliki juga tidak percaya diri, saya juga kurang berani mengambil resiko dan mudah putus asa setiap menghadapi rintangan karena saya merasa takut akan kegagalan.
Saya bisa dibilang cukup pemalas karena saya selalu menunda-nunda pekerjaan atau tugas, tapi kemalasan saya masih dalam batas wajar, terkadang saya bisa juga rajin seperti orang-orang tetapi hanya kadang-kadang. Teledor, ceroboh, pelupa itulah kebiasaan buruk yang melekat pada diri saya, saya sering sekali melakukan tindakan-tindakan yang ceroboh yang terkadang memalukan, saya juga merupakan orang yang sangat teledor dan pelupa saat meletakkan suatu barang, namun saya tak pernah lupa dengan nama dan identitas saya sendiri.
Yaa itulah serangkaian kekurangan/ sifat negatif yang saya miliki, saya sangat sadar akan kekurangan itu makanya saya agak sulit menerima kritikan orang. Kekurangan saya tersebut bisa jadi bahan introspeksi diri agar lebih baik kedepannya. Mungkin itu saja yang dapat saya tulis dan saya ceritakan mengenai diri saya. Kesempurnaan itu hanya milik-Nya dan kita sebagai manusia hanya bisa belajar dari kesempurnaan tersebut.